Minggu, 24 Januari 2010

Laporan Akhir PKMK SAGA TEMPE



LAPORAN AKHIR
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

JUDUL KEGIATAN:
PEMANFAATAN SAGA POHON SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TEMPE SAGA ALTERNATIF PENGGANTI TEMPE KEDELAI UNTUK PENINGKATAN PELUANG USAHA MASYARAKAT


Oleh:
Feri Sulistianingrum (4101406041 / 2006)
Novika Andini (4101406017 / 2006)
Muhammad Teguh Rifa’i (3201407029 / 2007)




UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2009



HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : PEMANFAATAN SAGA POHON SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TEMPE SAGA ALTERNATIF PENGGANTI TEMPE KEDELAI UNTUK PENINGKATAN PELUANG USAHA MASYARAKAT
2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP ( ) PKMK
(Pilih salah satu) ( ) PKMT ( ) PKMM
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
(Pilih salah satu) ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a) Nama : Feri Sulistianingrum
b) NIM : 4101406041
c) Jurusan : Pendidikan Matematika S1
d) Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Negeri Semarang
e) Alamat Rumah/No. Telp/HP : Kali Kesur, RT 02 / RW 02 Kedung
Banteng, Purwokerto / 085227860106
f) Alamat Email : -
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : II (Dua) orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Walid, S.Pd., M.Si
b. NIP : 132299121
c. Alamat Rumah : Jl. Durian, Muntal, Gunung pati Semarang
7. Biaya Kegiatan Total
a. DIKTI : Rp 6.000.000,00
b. Sumber lain : -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : V (lima) bulan


Menyetujui,
Ketua Jurusan Matematika
FMIPA Universitas Negeri Semarang



Drs. Edy Soedjoko, M.Pd.
NIP 131693657

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan
Universitas Negeri Semarang



Drs. Masrukhi, M.Pd.
NIP 131125646 Semarang, 22 Juni 2009


Ketua Pelaksana Kegiatan



Feri Sulistianingrum
NIM 4101406041

Dosen Pendamping




Walid, S.Pd., M.Si.
NIP 132299121




ABSTRAK

Feri Sulistianingrum, Novika Andini, M. Teguh Rifa’i. Dosen Pembimbing Walid, S.Pd., M.Si. Universitas Negeri Semarang.
Tempe merupakan makanan khas Indonesia dan merupakan sumber protein nabati yang mempunyai nilai gizi yang tinggi dari pada bahan dasarnya. Seiring dengan meningkatnya harga kedelai dan kebutuhan akan tempe yang terus meningkat, kami berinisiatif untuk membuat alternatif tempe yang berbahan baku Saga pohon (Adenanthera pavonina). Saga pohon mampu memproduksi biji kaya protein serta memiliki ongkos produksi yang murah. Kandungan Saga pohon antara lain protein 48,2%, lemak 22,6%, karbohidrat 10,0% dan air 9,1%. Keseluruhan kandungan tersebut sangat bermanfaat bagi tubuh.
Berdasarkan uraian tersebut kami berinisiatif untuk memanfaatkan Saga pohon menjadi tempe yang berprotein.
Harga jual tempe saga ini adalah Rp. 1.000,00 per bungkus. Dalam mempromosikan dan memasarkan tempe saga kami melaksanakan dengan menyebar pamflet, membuat blog atau website, dan penawaran dengan sistem door to door kepada ibu-ibu yang sedang berbelanja di daerah sekitar Gunung Pati. Pendistribusian yang telah dilakukan adalah menitipkan tempe ke warung belanjaan, warung makan, toko-toko dan orang yang sedang berjualan di pasar Gunung Pati serta menjualnya secara langsung. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan kelompok PKMK yang lain (susu kacang hijau dan sirup jagung) dengan membuka warung ”TESUSI”, yaitu warung yang menjual tempe, susu dan sirup hasil dari PKMK di perumahan Siberi kecamatan Boja, Kendal.



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatnya pada kita semua hamba-hambanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kemajuan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan dengan judul “Pemanfaatan Saga Pohon Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tempe Saga Alternatif Pengganti Tempe Kedelai Untuk Peningkatan Peluang Usaha Masyarakat” dengan baik.
Laporan kemajuan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan dorongan dari semua pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Drs. Masrukhi M.Pd. selaku Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswan Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Edy Soedjoko,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika Universitas Negeri Semarang.
3. Walid, S.Pd, M.Si, selaku Dosen Pembimbing PKM.
4. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengorbankan segala-galanya demi tercapainya cita-cita ananda.
5. Teman-teman di UNNES yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
6. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan akhir PKM ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan perkembangan yang telah disusun masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan.
Semoga program ini nantinya dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sebagaimana yang diharapkan. Amin.


Semarang, Juni 2009
Penulis



I. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi tempe dari kedelai (Glyicine max), jumlah penduduk yang bertambah tiap tahunnya mengakibatkan kebutuhan terhadap kedelai pun meningkat. Dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut terpaksa kita harus mengimpor sekitar 1,8 % per tahunnya. Salah satu tanaman alternatif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut adalah tanaman Saga pohon (Adenanthera pavonina). Saga pohon mampu memproduksi biji kaya protein serta memiliki ongkos produksi yang murah. Hal tersebut karena penanaman Saga pohon tidak memerlukan lahan khusus karena bisa tumbuh di lahan kritis, tidak perlu dipupuk atau perawatan intensif.
Tabel 1. Komposisi nutrisi Saga, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, dan kecipir.
No. Biji Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%) Air (%)
1. Saga 48,2 22,6 10,0 9,1
2. Kedelai 34,9 14,1 34,8 8,0
3. Kacang Hijau 22,2 1,2 62,9 10,0
4. Kacang tanah 25,3 42,8 21,1 4,0
5. Kecipir 32,8 17,0 36,5 10,0
Sumber: Balai Informasi Pertanian-ungaran, 2008
Dari data tersebut, jelas bahwa Saga ini memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Maka tidak salah jika saga dapat dijadikan sebagai sumber bahan pangan alternatif yang memiliki nilai gizi yang tinggi serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi dengan upaya pengolahan yang tepat.

b. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam program ini adalah :
1. Bagaimana menciptakan peluang usaha di kalangan masyarakat untuk menumbuhkan keterampilan berwirausaha yang berorientasi pada profit melalui tempe saga?
2. Bagaimana cara mempromosikan dan mendistribusikan tempe Saga?

c. Tujuan Program
Tujuan program yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Menumbuhkan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk mendorong terciptanya wirausaha baru yang inovatif.
2. Berorientasi pada profit, sebagaimana layaknya wirausahawan.
3. Mengembangkan wawasan dan meningkatkan kedewasaan akademik mahasiswa sebagai cerminan masyarakat ilmiah yang bertitik tolak pada pemantapan budaya akademik yang mengarah kepada terciptanya suasana akademik yang kondusif.
d. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah :
1. Terciptanya peluang usaha mandiri di kalangan masyarakat untuk menumbuhkan keterampilan berwirausaha yang berorientasi pada profit.
2. Memberikan produk inovatif yang dapat diterima masyarakat serta bernilai jual tinggi dengan adanya tempe Saga.

e. Kegunaan program
Adapun kegunaan program yang dimaksud adalah :
1. Meningkatkan kreativitas inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha.
2. Untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan berwirausaha untuk mahasiswa maupun masyarakat sekitar.



II. Gambaran Umum Rencana Usaha
Tempe dengan bahan dasar Saga Pohon memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tempe berbahan dasar kedelai. Walaupun cara pembuatannya sama, tempe Saga diharapkan dapat menggantikan tempe kedelai dalam memenuhi permintaan masyarakat akan tempe yang meningkat.
Di saat harga kedelai yang melambung tinggi, tempe saga ini akan dapat menjadi salah satu pengganti lauk pauk bagi masyarakat. Sehingga tidak begitu memberatkan bagi masyarakat menengah kebawah yang juga mengharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarganya.
Alternatif yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk ini, sehingga lebih dikenal oleh masyarakat dan menjadi pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempe sebagai lauk yaitu dengan menyebar famlet, menawarkan dengan sistem door to door, menitipkan ke penjual-penjual sayuran di pasar atau warung di sekitar Gunung pati, serta bekerjasama dengan tim PKMK yang lain (Susu Kacang hijau dan Sirup Jagung) dengan mendirikan warung ”TESUSI” yaitu warung yang menjual tempe saga, susu kacang hijau dan sirup jagung di perumahan Siberi, kecamatan Boja Kendal. Dan harga yang diberikan kepada konsumen adalah Rp. 1.000,00 perbungkus.



III. Metode Pendekatan
a. Metode Produksi
Metode produksi yang dilakukan adalah melakukan proses produksi tempe saga dalam skala usaha kecil/home industry.

b. Metode Promosi
Promosi yang kami lakukan antara lain:
a) Penyebaran famlet ke setiap fakultas di UNNES, di sekitar area Round Bround (jalur putar)UNNES, serta di warung dan toko-toko Sekitar sekaran dan Gunung pati.
b) Penggunaan situs website dengan alamat http://venorisaga.blogspot.com.
c) Penawaran dengan system door to door di lingkungan kos-kosan daerah Sekaran dan di perumahan Siberi kecamatan Boja , Kendal.
c. Metode distribusi/pemasaran
Proses pendistribusian yang telah kami lakukan antara lain:
a) Bekerjasama dengan warung “Mathuk Mapan” di Sekaran dan toko “AIFA” di sebelah barat pasar Gunung pati.
b) Bekerjasama dengan warung makan “Wahyu Agung” dan warung makan “selera Nikmat” di daerah sekitar pasar Gunung pati.
c) Bekerjasama dengan penjual-penjual sayuran di pasar Gunung pati.
d) Pendistribusian secara langsung kepada teman-teman mahasiswa di sekitar kampus, kepada konsumen di pasar Gunung pati dan ibu-ibu rumah tangga di desa Bandarejo kecamatan Boja, Kendal.
e) Bekerjasama dengan kelompok PKMK ( susu kacang hijau dan sirup jagung) dengan membuka warung “TESUSI”, yaitu warung yang menjual tempa saga, susu kacang hijau dan sirup jagung di desa Bandarrejo RT 05/ RW 03 perumahan siberi kecamatan Boja, Kendal.



IV. Pelaksanaan Program
a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Program ini dilaksanakan bulan Maret sampai bulan Juni 2009. Tempat produksi kegiatan ini adalah perumahan Siberi RT 02/ RW 02 desa Bandarrejo kecamatan Boja Kendal.
b. Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual

Tanggal Pelaksana Kegiatan
17-2-2009 Novika, Rifa’i Rapat Koordinasi I
Novika Revisi Proposal
19-2-2009 Novika, Rifa’i Bimbingan I
Membeli bahan baku biji saga pohon
21-02-2009 Semua anggota Pembuatan awal tempe saga (merebus dan merendam).
22-02-2009 Semua anggota Pembuatan awal tempe saga ( menguliti dan membungkus)
26-02-2009 Novika, Membuat rancangan pamflet promosi dan label kemasan tempe saga
Membuat rancangan program kerja.
07-03-2009 Semua anggota Bimbingan II
08-03-2009 Semua anggota Pembuatan tempe saga (merebus dan merendam).
09-03-2009 Semua anggota Pembuatan tempe saga (menguliti dan membungkus)
10-03-2009 Semua anggota Permohonan uji makanan di Depkes Semarang dan DINKES Jateng
12-03-2009 Semua anggota Kegiatan promosi ke tiap-tiap fakultas UNNES (pamflet dan blog)
25-03-2009 Semua anggota Pembuatan tempe saga (merebus dan merendam).
26-03-2009 Semua anggota Pembuatan tempe saga (menguliti dan membungkus)
Semua anggota Penjualan di sekitar kampus Unnes
30-03-2009 Semua anggota Bimbingan
31-03-2009 Semua anggota Pengujian tempe di Laboratorium Kimia FMIPA UNNES
04-04-2009 Semua anggota Produksi III
08-04-2009 Semua anggota Menitipkan ke warung makan di dekat FIK UNNES.
10-04-2009 Semua anggota Pemesanan label kemasan dan banner
12-04-2009 Semua anggota Produksi IV
Menitipkan di warung belanjaan mathuk mapan
Produksi V
Penjualan/penitipan di toko-toko daerah pasar gunung pati
19-04-2009 Semua anggota Produksi VI
Promosi dan penjualan di perumahan Villa siberi Boja.
26-04-2009 Semua anggota Produksi VII
Penjualan/penitipan produk di toko-toko daerah pasar gunung pati dan door to door di perumahan Villa siberi Boja.
04-05-2009 Semua anggota Produksi VIII
Penjualan di sekitar kampus Unnes
15-05-2009 Semua anggota Produksi IX
Penjualan di Perayaan ulang tahun FE Unnes Ke-3
23-05-2009 Semua anggota Produksi X
Penjualan di pasar gunung pati


c. Pelaksanaan
Metode yang kami gunakan melalui beberapa tahap, diantaranya;

1. Tahap persiapan tempat
Tempat yang digunakan adalah di desa Bandarrejo RT 02/ RW 02 perumahan Villa Siberi, kecamatan Boja, Kendal. Pemilihan tempat karena tempat tersebut adalah rumah salah satu anggota kelompok, yaitu Novika Andini.

2. Tahap persiapan peralatan dan bahan baku
a. Alat
1. Kompor gas 7. Plastik Kemasan
2. Pisau 8. Rak Lemari
3. Wadah / baskom 9. Alas Kain
4. Panci 10. Gas
5. Sendok 11. Timbangan
6. centong
b. Bahan baku
1. Biji Saga Pohon
2. Ragi tempe (Rhizopus oryzae)
c. Bahan penolong
1. Bungkus plastik kemasan bersablon
2. Lilin
3. Korek api
4. Air

3. Tahap pembuatan
Dalam tahap pembuatan ini ada beberapa kegiatan yang kami lakukan yaitu:
1) Menyiapkan biji Saga pohon sebanyak 1 kilogram dan ragi tempe (Rhizopus oryzae) sebanyak 2 gram.
2) Mencuci bersih biji Saga pohon untuk menghilangkan kotoran pada kulit biji.
3) Merebus terlebih dahulu biji Saga pohon selama kurang lebih 40 menit untuk menghilangkan rasa langu.
4) Karena kulit biji Saga pohon yang keras dan dilapisi oleh lilin yang menyebabkan kulit biji Saga pohon kedap terhadap air dan gas, maka biji Saga pohon perlu direndam selama kurang lebih 36 jam untuk lebih memudahkan dalam melepaskan kulit arinya.
5) Mulai meremas-remas biji Saga pohon agar kulit arinya terlepas.
6) Setelah bersih, biji Saga pohon ditungkan kedalam panic dan diberi air secukupnya, kemudian mengukus biji biji Saga pohon selama kurang lebih 30 menit.
7) Setelah dikukus selama 30 menit, air yang tersisia didalam panci dibuang, kemudian panci yang tinggal berisikan biji Saga ditaruh kembali di atas kompor sambil diiaduk-aduk supaya jangan sampai hangus. Proses ini dilakukan untuk mengeringkan biji Saga pohon.
8) Biji Saga pohon dituangkan ke wadah yang memudahkan untuk menjadi dingin.
9) Setelah dingin, ragi tempe sebanyak 2 gram ditaburkan dan aduk rata.
10) Menyiapkan plastik dengan ukuran sesuai selera kemudian biji Saga pohon dimasukkan kedalam plastik hingga ketebalan kira-kira 2-3 cm.
11) Menutup plastik, dapat menggunakan api lilin untuk menutup plastik.
12) Plastik yang telah berisi biji Saga pohon dilubangi dengan menggunakan pisau kira-kira 8 lubang untuk setiap sisi atas dan sisi bawah.
13) Tempe disimpan didalam lemari dengan mempergunakan lemari dapur. Alas yang dipakai untuk menyimpan adalah rak lemari yang diganjal bagian bawahnya, sehingga ada sirkulasi udara.
14) tempe didiamkan kurang lebih selama 36 jam. Untuk diudara dingin, tempe kadang dibalut dengan handuk, agar lebih hangat sebelum dimasukkan ke dalam lemari.
15) Setelah 36 jam, tempe siap diolah.

d. Instrumen Pelaksanaan
Instrumen yang digunakan meliputi: alat dan bahan dalam proses produksi, desain kemasan, dan media promosi.


e. Rancangan dan Realisasi Biaya
Uang yang diterima : Rp.6.000.000
Penggunaan saat ini : Rp. 6.000.000-
Sisa Rp. 0



Penggunaan Biaya
NO DEBET NILAI (RP) KREDIT HARGA SATUAN NILAI (RP)
Peralatan:
1 Dana
PKM 6.000.000 Kompor gas 320.000 320.000
Gas 150.000 150.000
1 buah Timbangan 80.000 80.000
4 buah Baskom 27.500 110.000
1 buah Pisau 2.000 2.000
2 buah Panci besar 52.000 104.000
2 buah Centong 2.000 4.000
6 buah Kain lap 10.000 60.000
6 buah Nampan besar 17.500 105.000
1 lusin Sendok 23.000 23.000
2 buah Ember 43.000 86.000
Bahan baku:
120 kg Biji Saga Pohon 5.000 600.000
1 box Ragi tempe 8.000 8.000
12 bgks kemasan sablon 15.000 120.000
3 box Lilin 15.000 15.000
1 box Korek api 6.000 6.000
30 Kg Jagung 4.200 63.000
Kesekretariatan:
2 rim Kertas kuarto 34.000 68.000
3 buah Tinta print warna 30.000 90.000
2 buah Tinta print hitam 27.000 54.000
1 buah Flasdisk 75.000 75.000
Penggandaan 200.000
Pengarsipan 160.000
Brozing internet 260.000
Sewa komputer 300.000
Sewa printer 150.000
Lain-lain:
Banner 150.000 150.000
Uji laboratorium 300.000 300.000
Biaya promosi 560.000
Minyak goreng 6 Kg 8.000 48.000
Transportasi 750.000
Pulsa 33.000 199.000
3 bulan biaya listrik 50.000 150.000
3 bulan biaya Air 100.000
Dokumentasi 530.000
jumlah 6.000.000 Total Biaya 6.000.000



V. Hasil dan pembahasan
a. Hasil Program
Setelah melaksanakan program ini diperoleh hasil akhir sebagai berikut:
1. Saga pohon merupakan polong–polongan yang mempunyai protein tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembuatan tempe saga.
2. Terciptanya lapangan pekerjaan baru bagi kelompok PKMK maupun masyarakat sekitar.
3. Kegiatan promosi dilakukan melalui penggunan situs website dengan alamat http://venorisaga.blogspot.com serta dengan penyebaran pamflet di daerah sekitar Sekaran dan Gunung Pati.
4. Pemasaran yang telah dilaksanakan:
a) Menitipkan ke warung “Mathuk Mapan” di Sekaran dan toko “AIFA” di sebelah barat pasar Gunung pati.
b) Menitipkan ke warung makan “Wahyu Agung” dan warung makan “Selera Nikmat” di daerah sekitar pasar Gunung pati.
c) Bekerjasama dengan Warung makan “Bu TUN” di depan Kampus FIK UNNES.
d) Menitipkan kepada penjual-penjual sayuran di pasar Gunung pati.
e) Menjual secara langsung kepada teman-teman mahasiswa di sekitar kampus, kepada konsumen di pasar Gunung pati dan ibu-ibu rumah tangga di desa Bandarejo kecamatan Boja, Kendal.
f) Bekerjasama dengan kelompok PKMK ( susu kacang hijau dan sirup jagung) dengan membuka warung “TESUSI”, yaitu warung yang menjual tempa saga, susu kacang hijau dan sirup jagung di desa Bandarrejo RT 05 / RW 03 perumahan Siberi kecamatan Boja, Kendal.


b. Pembahasan
Tempe saga dapat digunakan sebagai alternatif pengganti tempe kedelai. Proses pembuatan tempe berbahan baku saga hampir mirip dengan pembuatan tempe berbahan baku kedelai, yang membedakan adalah proses perendaman selama 36 jam setelah perebusan pertama, hal tersebut adalah untuk mempermudah dalam proses pengelupasan kulit luar dan kulit ari biji saga pohon. Keunggulan dari tempe saga adalah memiliki protein yang lebih tinggi daripada tempe kedelai.
Bentuk dan warna tempe saga hampir mirip tempe kedelai. Tetepi teksturnya sedikit lebih lunak dan tidak terlalu keras seperti tempe kedelai. Produk tempe saga yang dihasilkan dibungkus dalam plastik kemasan yang sudah disablon tulisan TEMPE SAGA produk dari FENORI’S SAGA.
Pembuatan satu kilogram biji saga pohon dapat dibuat menjadi 10 bungkus tempe saga dengan berat 100 gram. Harga tempe saga adalah Rp. 1.000,- perbungkus. Harga biji saga pohon mentah adalah Rp. 5000,- /kilogram dengan biaya bahan penolong dan biaya produksi sebesar Rp. 3000,- maka laba penjualan setiap produksi satu kilogram saga pohon adalah sebesar Rp. 2.000,- atau dapat dikatakan laba penjualan sebesar Rp. 200,- / bungkus.
Promosi yang telah dilaksanakan antara lain: penyebaran famlet, penggunaan situs website dan penawaran dengan sistem door to door kepada ibu-ibu rumah tangga di perumahan Siberi kecamatan Boja Kendal.
1. Dalam proses pendistribusian, kami telah melaksanakan kerjasama dengan beberapa warung dan toko antara lain:

a. Warung Mathuk Mapan
Warung Mathuk Mapan berlokasi di jalan Taman Siswa Sekaran Gunung Pati. Teknis kerjasama dengan warung Mathuk Mapan yaitu setiap produksi kami menitipkan tempe saga pada waktu pagi setiap hari Selasa dan kami mengambil kembali sore harinya tempe saga yang tidak habis terjual untuk dimasak dan dimakan sendiri. Untuk teknik pemantauan kami tiap sore selalu mengecek untuk mengetahui bagaimana minat konsumen dipasaran dengan adanya tempe saga sebagai produk inovatif pengganti tempe kedelai. Akan tetapi pengecekan itu hanya berlangsung dua minggu pertama karena tempe yang dititipkan selalu habis terjual.

b. Warung Makan Selera Nikmat.
Warung Makan selera nikmat berlokasi di terminal kecil sebelah selatan pasar gunung pati. Teknis kerja sama seperti kerjasama dengan warung Mathuk Mapan tetapi untuk teknik pemantauannya kami hanya melihat pada hari Senin dan hari Rabu pada waktu pengambilan tempe apabila ada yang tidak habis terjual. Penyetokan tempe yang baru ini dilakukan karena lokasi tempat penitipan jauh dari rumah anggota kelompok.

c. Warung makan Wahyu Agung
Warung makan Wahyu Agung terletak di daerah pertigaan sebelah timur pasar Gunung pati. Teknik kerja sama dan pemantauannya sama seperti kerja sama warung makan Selera Nikmat

d. Warung Makan Bu TUN
Warung makan Bu TUN terletak di depan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang menyediakan makanan bagi penghuni kos sekitar warung dan mahasiswa pada umumnya.
Teknik kerjasama yaitu penyetokan tempe dilakukan dua hari karena permintaan tempe saga diwarung ini cukup banyak karena prospek pembeliannya baik sekali. Kami juga menyetor tempe yang baru dibungkus dalam keadaan masih berbentuk biji saga. Dari hasil survey dan wawancara dengan pembeli produk tempe saga lebih nikmat dan lezat dari pada tempe kedelai. Biasanya warung ini menyediakan dengan berbagai bentuk olahan sehingga permintaan dari konsumen selalu ada.

2. Bekerja sama dengan penjual sayuran dipasar gunung Pati
Kami melakukan kerjasama dengan penjual sayur di pasar gunung pati yaitu dengan menitipkan seperti pada warung-warung makan. Biasanya penjual sayur langsung menjualnya lagi ke pedagang sayur keliling. Pada kegiatan ini proses pendistribusian cukup lancar dan permintaan akan stok tempe saga juga meningkat.

3. Bekerjasama dengan kelompok PKMK lain (Susu kacang hijau dan Sirup Jagung)
Dalam kegiatan PKM ini pada awalnya kami melakukan pendisribusian dengan system door to door. Untuk meningkatkan keberhasilan promosi dan karena gagasan dari salah satu anggota kelompok, maka kami membentuk kerjasama dengan kelompok PKM Kewirausahaan yang lain. Demi kelancaran pendistribusian dan pemasaran, kami berkomitmen untuk melakukan kontrak kerjasama dengan kelompok PKM Kewirausahaan “Susu Kacang Hijau dan Sirup Jagung” yaitu dengan membuka warung “TESUSI” yaitu warung yang menjual tempe saga, susu kacang hijau dan sirup jagung yang terletak di desa banjarrejo RT 05/ RW 03 Perumahan Siberi, kecamatan Boja Kendal.
Proses kerja sama ini saling menguntungkan karena dengan adanya produk dari PKMK yaitu tempe, susu dan sirup saling melengkapi dan mengisi warung yang kami buka. Warga pun tampak antusias untuk membeli produk-produk kami karena merupakan produk yang belum ada dipasaran secara umum. Kami pun mempunyai langganan tetap sehingga semua dapat berjalan lancar dan sudah mencapai target pemasaran yang telah kami tentukan.



VI. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Biji Saga Pohon dapat diolah menjadi tempe saga sebagai makanan yang memiliki nilai gizi dan berprotein tinggi yang dapat menambah pendapatan.
2) Terciptanya suatu inovasi produk pangan berupa tempe saga alternatif pengganti tempe kedelai.
3) Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) tepat dilakukan karena mendorong tim untuk merintis usaha wiraswasta secara mandiri.
4) Baik produksi maupun pemasaran telah berjalan sebagaimana mestinya, dan telah memiliki jangkauan pasar yang cukup luas.

b. Saran
1) Produk olahan makanan tempe saga ini memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi suatu usaha besar di bidang produk makanan.
2) Perlu adanya bantuan dan pengarahan sehubungan dengan pemasaran dan ijin dari pemerintah setempat, sehingga mampu mengakses pasar secara luas.


Lampiran 1

Analisis Usaha

a. Fixed cost
Kompor Rp. 470.000
Timbangan Rp. 80.000
Baskom Rp. 110.000
Pisau Rp. 2.000
Panci Besar Rp. 104.000
Centong Rp. 4.000
Ember Rp. 86.000
Kain lap Rp. 60.000
Sendok Rp. 23.000
Nampan Besar Rp. 105.000
Banner Rp. 150.000 +
Rp. 1.194.000
Rp. 1.194.000/6 = Rp. 199.000

Biaya usaha
Uji Laboratorium Rp. 300.000
Promosi Rp. 710.000
Transportasi Rp. 750.000
komunikasi Rp. 99.000
Biaya listrik&air Rp. 250.000
Dokumentasi Rp. 530.000 +
Rp. 2.639.000
Rp. 2.639.000/6 =Rp. 440.000


b. Variabel cost
Bahan Baku
Biji Saga Rp. 100.000
Ragi Tempe Rp. 1.350
Plastik Rp. 20.000+
Rp. 121.350
Bahan Penolong
Lilin Rp. 10.000
Korek Rp. 10.000
Minyak goreng Rp. 48.000
Jagung Rp. 168.000 +
Rp. 232.000
Rp. 232.000/6 = 38.700



Dalam produksi 1 bulan maka biaya yang di butuhkan
Fixed Cost = Rp. 199.000
Biaya Usaha = Rp. 440.000
Variabel Cost = Rp. 121.350
Bahan penolong = Rp. 38.700
Jadi total biaya produksi 1 bulan adalah Rp. 799.050


Analisis Kelayakan Usaha

Produksi 1 bulan : 1000 bungkus
Produksi 6 bulan 6 x1000 : 6000 bungkus
Harga tempe per bungkus Rp. 1.000,00

Harga penjualan 6 bulan = 6000 x 1.000 = 6.000.000

Total biaya Operasional 1 bulan = 799.050
Total biaya operacional 6 bulan = 4.794.300

Keuntungan tiap 6 bulan = 6.000.000
4.794.300 -
1.205.700

BEP ( Break Even Point)
BEP volume produksi

= 4794 bungkus
Artinya, pada tingkat volume produksi 4794 bungkus, maka usaha ini mencapai titik impas. Oleh karena produksinya 1000 bungkus/ bulan maka pencapaian BEP setelah berproduksi selama 5 bulan.
BEP harga produksi

= Rp. 799.05
Jadi pada tingkat harga tempe Rp. 800 / bungkus, maka usaha ini tidak akan untung dan tidak rugi.
B/C Ratio
B/C ratio merupakan suatu ukuran perbandingan antara hasil penjualan dengan total biaya sehingga diketahui kelayakan usahanya.
B/C ratio

= 1,251
Jadi pada setiap satuan biaya yang dikeluarkan akan diperoleh hasil penjualan sebesar 1,251 kali lipat sehingga usaha ini layak dikembangkan.
ROI (Return On Investment)
ROI ini digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal
ROI

= 25,148%
Artinya setiap pembiayaan usaha sebesar Rp. 100,00 akan diperoleh keuntungan sebesar Rp.25,148.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar